SENIN,24 MEI 2021/KELAS 5 C
Senin, 24 May 2021
Assalamu'alaikum wr wb...
Ayo kita buka pembelajaran hari ini dengan lafadz basmallah, dan berdoa ya..
Ayo, jangan lupa cuci tangan terlebih dahulu ya dengan sabun pada air mengalir sebelum dan sesudah memulai kegiatan! Nah, kalau sudah cuci tangan, mari kita bersiap memulai pembelajaran
Mintalah bantuan kepada ayah/bunda untuk mendampingi Ananda selama melakukan kegiatan pembelajaran, ya!
Jangan lupa ucapkan TOLONG bila minta bantuan, ucapkan MAAF apabila melakukan kesalahan, dan ucapkan TERIMA KASIH setelah mendapatkan bantuan!
Untuk Pembelajaran hari ini kita mengulang kembali Materi Tema 6 DAN 7
RINGKASAN MATERI KELAS 5 SEMESTER 2
TEMA 6 KELAS 5 PANAS DAN PERPINDAHANNYA
Materi Tema 6 Kelas 5 Subtema 1
- PPKn : hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari hari.
- Bahasa Indonesia : meringkas teks eksplanasi.
- IPA : konsep perpindahan panas dalam kehisupan sehari hari, utamanya pengertian kalor dan contoh energi kalor atau panas.
- IPS : bentuk bentuk interaksi sosial di lingkungan masyarakat.
- SBdP : membahas tentang tangga nada.
Ringkasan materi tema 6 kelas 5 muatan PPKn
Materi tema 6 kelas 5 Bahasa Indonesia
Rangkuman IPA tema 6 kelas 5 Kurikulum 2013
Rangkuman pemuaian dan penyusutan karena panas
Materi IPS tema 6 kelas 4 k13 revisi 2018
Rangkuman materi tema 6 kelas 5 SBdP
A. Bahasa Indonesia
A.1. Teks Narasi Sejarah dan Ringkasan
Teks Narasi Sejarah: teks yang menceritakan mengenai fakta sejarah yang benar-benar terjadi di
masa lampau dan disampaikan sesuai dengan urutan waktu kejadian.
Informasi: pesan berupa kata atau kalimat dalam teks bacaan berupa fakta yang bermanfaat jika
disebarkan ke orang lain.
Kata Baku: kata yang sesuai kaidah bahasa Indonesia dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), digunakan dalam kalimat resmi baik lisan (pidato resmi, acara
kenegaraan) maupun tulisan (surat lamaran kerja, tulisan ilmiah).
Ringkasan: cara mengungkapkan teks bacaan panjang dalam tulisan yang lebih singkat tanpa
mengubah pokok pikiran dan urutan penyampaian isi teks.
Cara Membuat Ringkasan:
Mengacu kepada naskah asli.
Mempertahankan urutan pikiran dan cara pandang penulis asli.
Tidak memasukkan opini atau ide pribadi penulis ringkasan ke dalam ringkasan yang dibuat.
Boleh mengganti kata-kata atau melakukan parafrase (penyusunan ulang kalimat) selama tidak mengubah makna dan maksud pesan yang disampaikan.
A.2. Imbuhan –ter dan Kalimat Efektif
Fungsi Imbuhan –ter dan Contohnya:
1. Menyatakan suatu keadaan.
Harga baju tidur yang dijual di pasar sangat terjangkau.
2. Menyatakan sesuatu yang paling.
Mobil terbaru itu merupakan mobil tercanggih di kelasnya.
3. Menyatakan perbuatan yang tidak disengaja.
Vas bunga itu pecah karena tersenggol adik.
4. Menyatakan sesuatu yang dapat dilihat.
Perjanjian antara kedua pihak itu tertulis di atas kertas.
5. Menyatakan perbuatan yang tiba-tiba.
Nina terjatuhketika sedang berlari kencang.
Kalimat Efektif: kalimat sesuai kaidah bahasa dengan ejaan dan tanda baca yang baik serta
mudah dipahami.
Syarat Kalimat Efektif:
Mudah dipahami pendengar/pembaca
Tidak menimbulkan kesalahpahaman mengenai maksud kalimat yang ditulis
Menyampaikan pemikiran penulis dengan tepat
Sistematis dan tidak bertele-tele
A.3. Surat Undangan
Surat Undangan: surat pemberitahuan atau ajakan kepada seseorang untuk menghadiri suatu
acara yang disampaikan secara singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan
kalimat efektif agar mudah dipahami pembacanya.
Jenis-jenis Surat Undangan:
Undangan Resmi: mengatasnamakan instansi atau organisasi tertentu, biasanya terkait kepentingan kedinasan atau pekerjaan.
Undangan Setengah Resmi: mengatasnamakan perorangan yang ditujukan kepada perorangan atau instansi.
Undangan Tidak Resmi: mengatasnamakan perorangan yang ditujukan kepada perorangan untuk kepentingan perorangan. Contoh: undangan ulang tahun.
Bagian-bagian Surat Undangan:
Kepala Surat (Kop Surat): nama institusi, alamat institusi, nomor telepon institusi, logo institusi, tanggal surat, identitas penerima surat.
Isi Surat: salam pembuka, tujuan surat, detail acara (waktu dan tempat acara).
Penutup/Kaki Surat: nama institusi, jabatan, nama jelas, nomor induk pegawai, tembusan.
B. IPS
B.1. Penjelajahan Samudra oleh Bangsa Eropa
Faktor Pendorong Penjelajahan Samudra:
Keinginan mencari kekayaan (gold)
Keinginan menyebarkan agama nasrani (gospel)
Keinginan mencapai kejayaan (glory)
Majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedatangan Bangsa Portugis:
Kedatangan Bangsa Spanyol
Kedatangan Bangsa Inggris
Kedatangan Bangsa Belanda
B.2. Indonesia di Bawah kekuasaan VOC
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC): kongsi dagang milik Pemerintah Belanda, berdiri 20
Maret 1602.
Tujuan VOC:
Memonopoli perdagangan rempah-rempah
Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting
Menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara
Hak-hak Istimewa VOC:
Hak mendirikan benteng
Hak monopoli perdagangan
Hak mencetak uang dan mengedarkannya
Faktor Penyebab Kebangkrutan VOC di tahun 1799:
Banyaknya pegawai yang korupsi
Sulitnya mengawasi wilayah yang sangat luas
Revolusi Prancis yang menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis
Menghadapi tentangan dari penjuru nusantara sehingga menguras biaya dan tenaga
Tokoh Penting: Herman Willem Daendels
Menjabat sejak 1808
Bertugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
Menerapkan sistem kerja paksa (rodi)
Mengumpulkan dana untuk menghadapi Inggris dengan cara: mengadakan penyerahan hasil bumi, memaksa rakyat menjual hasil bumi dengan harga murah, mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi dan menjual tanah
B.3. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Bangsa Eropa
Perlawanan Masa Kerajaan:
Ternate: Berhasil melawan Portugis dibawah pimpinan Sultan Baabullah (1575)
Demak: Berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah (1527)
Mataram: Serangan pertama (1628) dipimpin Tumenggung Bahurekso dan serangan kedua (1629) dipimpin Kiai Adipati Juminah, Kiai Adipati Puger, Kiai Adipati Purbaya. Keduanya gagal karena persediaan makanan dihancurkan Belanda
Aceh: Pada 1629 gagal menaklukkan Portugis tapi tetap berdiri sebagai kerajaan merdeka
Perlawanan Masa Pergerakan Nasional:
Lahirnya organisasi pergerakan nasional, dipelopori oleh Budi Utomo (1908)
Disusul terbentuknya organisasi lain seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Taman Siswa, Partai Nasional Indonesia (PNI), Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU)
Faktor Internal yang Mendorong Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional:
Penderitaan rakyat akibat penjajahan
Sejarah masa lampau yang gemilang
Pengaruh perkembangan pendidikan di Indonesia
Dominasi ekonomi kaum Tionghoa di Indonesia
Faktor Eksternal yang Mendorong Lahirnya Organisasi Pergerakan Nasional:
Adanya gerakan Turki muda (1908)
Adanya All Indian Nastional Congress (1885) dan Gandhiisme di India
Munculnya paham baru di Eropa (liberalisme, demokrasi, nasionalisme)
Pengaruh gerakan nasional di negara tetangga
B.4. Masa Penjajahan Jepang
Latar Belakang Datangnya Jepang ke Indonesia:
Restorasi Meiji: pergantian kekuasaan dari Shogun Yoshinobu ke Kaisar Tenno Meiji yang menyebabkan perubahan besar-besaran di berbagai bidang, termasuk mengubah haluan politik Jepang menjadi imperialis
Paham Hakko-Ichi-U: kepercayaan bahwa menaklukkan bangsa lain adalah tugas yang mulia
Kebutuhan mencari sumber daya alam sebagai bahan baku pengembangan industri militer
Bergabungnya Jepang dengan Jerman dalam Perang Dunia II untuk melawan Sekutu Amerika dan Belanda sehingga timbul keinginan untuk merebut Indonesia dari tangan Belanda
Propaganda Jepang sebagai saudara tua Indonesia yang akan membebaskan rakyat dari jajahan Belanda
Tujuan Penjajahan Jepang di Indonesia:
Menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan mentah untuk keperluan militer Jepang
Memanfaatkan letak Indonesia yang strategis dan jumlah penduduknya yang banyak sebagai tempat pemasaran hasil industri Jepang
Menjadikan Indonesia sebagai sumber tenaga kerja murah
Mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran
Perlawanan Rakyat pada Masa Penjajahan Jepang:
Strategi kooperasi
Gerakan bawah tanah (ilegal)
Perlawanan bersenjata:
Singaparna, Jawa Barat (dipimpin KH Zainal Mustafa)
Tentara PETA (Pembela Tanah Air, dipimpin Supriyadi), Blitar, Jawa Timur
B.5. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, Belanda (tentara NICA) kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu, yaitu tentara Inggris (AFNEI). Kehadirannya memicu perlawanan di berbagai daerah.
Perlawanan Fisik dengan Kontak Senjata:
Pertempuran 10 November 1945 – Surabaya, Jawa Timur
Palagan Ambarawa, 15 Desember 1945 – Ambarawa, Jawa Tengah
Bandung Lautan Api, 23 Maret 1946 – Bandung, Jawa Barat
Medan Area, 10 Desember 1945 – Medan, Sumatra Utara
Serangan Umum 1 Maret 1949 – Yogyakarta
Perlawanan dengan Diplomasi melalui Perundingan:
1. Perundingan Linggarjati, 10 November 1946 – Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat
Tokoh: Sutan Syahrir (Indonesia), Prof. Schermerhon (Belanda)
Isi Perjanjian:
Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatra
Negara Indonesia Serikat terdiri atas Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan
Negara Indonesia Serikat dan Belanda merupakan satu uni dengan nama Uni Indonesia-Belanda
Perjanjian diingkari Belanda dengan melakukan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli
1947.
2. Perjanjian Renville, 17 Januari 1948 – Kapal USS Renville milik Amerika Serikat
Isi Perjanjian:
Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian kecil jawa Barat, dan Sumatra
Semua pasukan RI harus ditarik mundur dari wilayah Indonesia sampai diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang akan segera dibentuk
Perjanjian diingkari Belanda dengan melakukan Agresi Militer Belanda II pada 19
Desember 1948.
3. Perjanjian Roem-Royen, 17 April 1949 – Jakarta
Tokoh: Moh. Roem (Indonesia), Van Royen (Belanda)
Isi Perjanjian:
Pemerintahan Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
Menghentikan gerakan militer dan mengembalikan tawanan
Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat
C. PPKN
C.1. Keragaman Sosial dan Budaya
Keragaman Sosial: keanekaragaman manusia yang hidup dalam satu lingkungan tertentu,
misalnya keragaman ras, suku bangsa, dll.
Keragaman Budaya: keanekaragaman hasil karya manusia atau kebiasaan yang berulang secara
turun-temurun yang berlaku di wilayah tertentu, misalnya tarian daerah,
rumah adat, pakaian tradisional, dll.
Faktor yang Membedakan Suku Bangsa:
Adat Istiadat: upacara dan kebiasaan turun-temurun, pola perilaku, gaya hidup.
Bahasa Daerah: memungkinkan berkomunikasi dengan sesama sukunya.
Sistem Kekerabatan: sistem keturunan berdasarkan garis ibu (contoh: Suku Minangkabau), garis ayah (Contoh: Suku Batak), atau keduanya.
Ciri Fisik: menunjukkan ras nenek moyangnya, contohnya ras Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, dan Vedoid.
Nilai Luhur: Nilai yang mencerminkan sikap sesuai dengan norma serta menunjukkan sikap dan
pribadi yang baik.
Budaya: metode hidup yang diwarisi secara turun-temurun dan terjadi secara berulang.
Unsur-unsur Budaya:
Bahasa
Ilmu Pengetahuan
Sistem Kekerabatan
Agama
Mata Pencaharian
Kesenian
Teknologi
Peralatan
C.2. Pembiasaan Perilaku Sesuai Pancasila
Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Nilai Pancasila:
Menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing.
Sopan santun terhadap orang tua.
Berteman tanpa membeda-bedakan.
Menghargai pendapat teman.
Tidak mengganggu teman yang beribadah.
Sikap dan Perilaku yang Tidak Mencerminkan Nilai Pancasila:
Tidak peduli kepada orang yang sedang terkena musibah.
Menghina keadaan orang lain.
Melarang orang lain untuk menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.
Tidak mencintai produk buatan dalam negeri.
Memaksakan kehendak dan pendapat kepada orang lain.
D. SBdP
D.1. Lagu Wajib dan Tangga Nada Mayor
Lagu Wajib: lagu yang diwajibkan untuk diajarkan guru kepada murid sebagai bentuk
penanaman sikap nasionalisme dan patriotisme, umumnya menggunakan
tangga nada diatonis mayor.
Ciri-ciri Lagu Wajib:
Iramanya bersemangat.
Liriknya seputar perjuangan, kepahlawanan, atau kemerdekaan.
Diajarkan sesuai tujuan dan maksud lagu.
Contoh Lagu Wajib:
Maju Tak Gentar – C. Simandjuntak
Indonesia Pusaka – Ismail Marzuki
Garuda Pancasila – Sudharnoto
Tangga Nada: susunan nada yang diatur sesuai interval tertentu.
Tangga Nada Mayor: tangga nada dengan interval 1-1-½-1-1-1-½, dimulai dari nada C (do)
sampai C’ (do tinggi).
D.2. Tari Kreasi Daerah
Tari: gerak tubuh berirama yang dilakukan di waktu dan tempat tertentu untuk mengungkapkan
perasaan, maksud, dan pikiran.
Tari Kreasi Daerah: tarian baru yang memodifikasi tarian tradisional, dapat ditarikan
perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Contoh Tari Kreasi Daerah: Tari Panji Semirang, Tari Merak
Gerak Tari: bersifat ekspresif dan estetis (bernilai seni dan terlihat indah), bisa terinspirasi dari
kegiatan manusia, tingkah laku hewan, atau kejadian alam.
Pola Lantai: pola denah yang digunakan penari dalam ruang tempat menari untuk keperluan
pergerakan tari dan memperindah tarian.
Jenis Pola Lantai:
Vertikal: memanjang ke belakang
Horizontal: melebar ke samping
Diagonal: menyudut ke kanan/kiri (miring)
Melingkar: melengkung atau membentuk lingkaran
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan Pola Lantai:
Bentuk pola lantai
Makna yang ingin disampaikan melalui pola lantai
Jumlah penari
Bentuk dan luas ruangan tempat menari
Gerakan tari
D.3. Gambar Cerita
Gambar Cerita: gambar yang memperjelas, memperindah, dan menghidupkan suatu cerita.
Dapat berupa cerita bergambar, karikatur, komik, atau kartun; dapat diberi
warna atau hanya hitam putih; dapat dibuat secara manual (gambar tangan)
atau digital.
Teknik Gambar Cerita:
Teknik Kering: pensil, arang, kapur, krayon
Teknik Basah: cat air, cat minyak, tinta bak, cat poster, cat akrilik
Langkah Pembuatan Gambar Cerita:
Tentukan tema gambar berdasarkan cerita.
Tentukan jenis gambar yang akan dibuat.
Tentukan irama, komposisi, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan objek gambar.
Buat gambar sketsa keseluruhan yang disesuaikan dengan cerita.
Mengarsir/mewarnai objek gambar sesuai karakter dalam cerita.
Warnai gambar sampai selesai.
E. IPA
Kalor: Energi panas yang dimiliki suatu benda.
Sifat Kalor:
Berpindah dari benda bersuhu tinggi (panas) ke benda bersuhu rendah (dingin).
Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, semakin besar kalor yang dimiliki.
Semakin tinggi suhu benda, semakin besar kalor yang dimiliki.
Berperan dalam perubahan wujud benda
Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Wujud Benda:
Zat melepas kalor: terjadi pendinginan, contohnya membeku, mengembun, mengkristal
Zat menerima kalor: terjadi pemanasan, contohnya mencair, menguap, menyublim
Jenis Perubahan Wujud Berdasarkan Sifatnya:
Perubahan Sementara: dapat kembali ke wujud semula, terjadi ketika benda dipanaskan atau didinginkan. Contoh: mencair/membeku, menguap/mengembun, menyublim/mengkristal.
Perubahan Tetap: tidak dapat kembali ke wujud semula, terjadi ketika benda dibakar, dimasak, mengalami pembusukan, mengalami perkaratan.
Manfaat Perubahan Wujud dalam Kehidupan Sehari-hari:
Membeku: pembuatan es krim
Mencair: melelehnya mentega/margarin sebagai bahan pembuatan masakan atau kue
Mengembun: embun pada tutup rice cooker mencegah terjadinya basi pada nasi
Menguap: proses memasak air, adanya uap menunjukkan bahwa air telah matang
Menyublim: pada kapur barus membantu menghilangkan bau apek di lemari pakaian
Mengkristal: pembuatan es kering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar